PANTAU DEBIT : Tim Satgana PMI Blora bersama tim BPBD sedang memantau debit sungai bengawan solo di Kecamatan Cepu. (Foto : PMI Kecamatan Cepu)
CEPU – Intensitas hujan yang turun cukup tinggi di sekitar daerah aliran sungai Bengawan Solo membuat sepanjang sungai rawan longsor karena tergerus debit yang mengalami peningkatan drastis. Serta kencangnya arus sungai bengawan solo.
Bahkan salah satu tepi Sungai Bengawan Solo yang berada di Desa Ngloram Kecamatan Cepu terus terkikis oleh aliran air. Kondisi itu membahayakan jalan raya yang tepat berada di tepi sungai yang tinggal berjarak beberapa meter saja
Komandan Satuan Tanggap Bencana (Satgana) PMI Blora Moejiyono mengatakan sejak hujan terus menguyur di Cepu dan sekitarnya, tim Satgana dari PMI Cepu, Kedungtuban dan Kradenan bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga Tagana terus melakukan patroli di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo. “Beberapa tepi sungai ada yang sudah terkena abrasi sehingga longsor dan mendekati jalan raya seperti yang ada di Kracakan Desa Ngloram Cepu,” ujar pria yang akrab disapa Anton Medji ini.
Bukan hanya di sepanjang DAS Bengawan Solo, tetapi patroli di lakukan di sejumlah sungai besar yang ada di Kecamatan Cepu, Kedungtuban dan Kradenan yang memang selama ini rawan banjir bandang. “Khusus bengawan solo memang selalu kami pantau dan dilaporkan perkembangan ketinggian airnya, juga titik mana yang longsor dan membahayakan warga,” terangnya.
Menurutnya sejak hujan deras menguyur sejumlah sungai sudah meluap dan membuat beberapa rumah terendam banjir seperti di Pucung Kedungtuban, Sumber Kecamatan Kradenan dan juga Kelurahan Karangboyo dan Desa Mulyorejo Kecamatan Cepu yang terkena banjir bandang. Bahkan di Mulyorejo meluber hingga di jalan raya dan Satgana dan tim BPBD harus mengatur lalu lintas supaya pengendara tidak terkena bencana.
“Patroli hingga malam terus kami lakukan dan jika ada bencana langsung bergerak bersama-sama menuju lokasi,” terangnya.
Sementara itu Ketua PMI Kecamatan Cepu Sholekan Mokhtar mengatakan kalau sejak awal tahun 2016, PMI Cepu bersama Satgana dan BPBD selalu melakukan patroli rutin. Bahkan selalu memantau kondisi debit Sungai Bengawan Solo. “Hal itu sebagai bentuk kesiap siagaan, sebab Cepu saat hujan memang rawan banjir baik dari bengawan solo atau luapan sungai besar lainnya,” ujarnya.
Menurut Sholekan yang juga Sekcam Cepu ini, patroli juga sampai di Kecamatan Kedungtuban. (Humas/Sugie)