Sungai Bengawan Solo memiliki fungsi strategis dalam mendukung keberlangsungan aktivitas masyarakat yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Tengah dan Jawa Timur.Program Masyarakat Tangguh Banjir yang dilaksanakan Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies) dan Zurich Insurance Indonesia (ZII), mengembangkan aplikasi berbasisandroid dan iOS yaitu Sistem Informasi Peringatan dan Respon Awal Banjir Resolusi dan Akurasi Tinggi di Bengawan Solo – Flood Early Warning Early Action System (FEWEAS).
“Sistem ini memberikan informasi prediksi potensi banjir untuk 2 hari ke depan dengan interval 1 jam di DAS Bengawan Solo, termasuk prediksi curah hujan skala dasarian untuk 5 tahun mendatang,” ujar Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Letjend (purn) H. Soemarsono, saat Launching Aplikasi FEWEAS di Balaikota Surakarta, Rabu 30 Maret 2016.
Soemarsono menambahkan penggunaan sistim ini juga bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta 1. “Aplikasi ini sangat mudah untuk digunakan masyarakat, sehingga membantu mengurangi dampak bencana banjir saat terjadi luapan Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” imbuhnya.
Giorgio Ferrario, Head of Country Clusters Support TeamIFRC untuk Indonesia dan Timor Leste mengatakan, kemitraan ini sejalan dengan strategi IFRC 2020 untuk membangun masyarakat tangguh bencana melalui peningkatan kapasitas dan pengurangan kerentanan. “IFRC akan terus mendukung, mencari, dan mengembangkan inovasi-inovasi strategis untuk membangun kesiapsiagaan bencana bersama mitra-mitra terkait, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha,” terangnya.
Wirahadi Suryana, Director of Corporate/Commercial Zurich Insurance Indonesia mengungkapkan, aplikasi ini merupakan salah satu hasil kerja sama antara pihak swasta, lembaga nirlaba, akademisi, dan pemerintah yang perlu selalu dibina dan dikembangkan demi meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap banjir. “Kerjasama antarpihak ini memberi manfaat besar bagi masyarakat dalam mempersiapkan dan menghadapi bencana banjir. Mereka akan mendapat peringatan awal potensi terjadinya banjir, lalu setelah konsultasi dan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait, dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi banjir tersebut,” tambahnya.
Ketua Program Studi Meteorologi ITB, Dr. Armi Susandi, MT, yang juga Ketua pelaksana proyek FEWEAS menjelaskan bahwamasyarakat dapat ikut berperan aktif memberikan informasi kejadian banjir dengan mengunggah foto maupun video melalui aplikasi ini.“FEWEAS adalah aplikasi prediksi potensi banjir resolusi dan ketepatan tinggi yang pertama di Indonesia yang dikerjakan sendiri oleh tenaga ahli dari ITB,” jelas Armi, yang didampingi oleh para peneliti muda dari ITB.
FEWEAS bermanfaat bagi masyarakat di sekitar DAS Bengawan Solo menjadi semakin tangguh dalam menghadapi banjir.“FEWEAS dapat menjadi salah satu masukan penting bagi para pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun rencana mitigasi terhadap potensi banjir di masa mendatang,” harap Armi.
Contact Person:
PMI : Arifin Muhammad Hadi (arifinmuhammadhadi@gmail.com), IFRC: Surendra Kumar REGMI (surendrakumar.regmi@ifrc.org), ITB : Dr. Armi Susandi (armi@meteo.itb.ac.id),PJT1: Fahmi Hidayat (hidayat.f@gmail.com)
M. Nashir Jamaludin
Koordinator Sungai
PMI Provinsi Jawa Tengah
Mobile: 081228011455 – 081575629075
email : nashrjateng@gmail.com