BLORA – Secara resmi Posko Mudik Pertolongan Pertama (PP) PMI Blora ditutup. Sekitar sepuluh hari sejak 3 Juli – 12 Juli melayani masyarakat Blora dan Pemudik, keberadaan posko PP PMI banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Pasalnya bukan hanya pelayanan pertolongan pertama semata yang diberikan, tetapi juga membantu petugas yang ada di posko Mudik bersama. Seperti mengatur lalu lintas saat padat kendaraan, mengikuti patroli. Bahkan memberikan pelayanan kemanusiaan kepada pemudik dengan membantu turun dari kereta api serta memberikan informasi di stasiun dan di lokasi Pos PP.
Medjiyono relawan PMI yang bertugas di Stasiun KA Cepu mengakui kalau dirinya dan beberapa rekannya lebih dari 10 hari bertugas di Stasiun. “Setiap hari selalu membantu pemudik yang turun dari kereta, kalau ada yang kelihatan lelah langsung kami bantu, begitu juga yang lain,” ujar pria yang akrab disapa Anton ini.
Menurutnya paling sibuk saat sore hingga malam karena banyak kereta yang datang baik dari Semarang dan Surabaya. Karena bertugas di Stasiun, akhirnya tahu beragam kereta yang penuh warna. Termasuk kereta yang mengangkut puluhan sepeda motor milik pemudik yang diturunkan di stasiun Cepu. “Setiap ada kereta yang datang kami langsung menyambut di pintu keluar kerta, untuk memastikan penumpang selamat tiba di stasiun,” bebernya.
Lain halnya dengan apa yang dirasakan oleh Joko Partono relawan PMI yang bertugas di Posko Mudik PP di Simpang Tiga Wulung Kecamatan Randublatung Blora. Berada di jalur provinsi selatan, terkadang dirinya dan PMR harus membantu polisi mengatur lalu lintas di simpang tiga yang memang ramai. “Pada jam-jam tertentu khususnya saat kereta melintas di perlintasan palang pintu sangat padat, jadi membantu mengaturnya,” beber Joko Partono,
Termasuk saat banyak kendaraan pemudik yang lewat malam hari, takbir keliling, serta banyak warga yang beraktivitas saat lebaran. “Terkadang ada pemudik yang istirahat dan periksa tekanan darah, masyarakat juga banyak yang periksa tekanan darah di posko PP PMI,Kalau ada yang sakit dibantu dengan petugas dari tenaga medis puskesmas,” jelas pria bertubuh kecil ini.
Di Posko yang bertugas selain relawan juga dari siswa SMP dan SMA yang tergabung dalam PMR dan KSR, tidak merasa terbebani, karena ada kepuasan tersendiri karena bisa membantu masyarakat, dan banyak pengalaman.
Di Blora posko mudik PMI ada di lima titik yang menginduk dengan Pospam mudik Kepolisian. Di Alon-alon, Pos DX Hutan Cabak, Tugu 20 Mei Cepu, Simpang Tiga Wulung Randublatung dan Terminal Ngawen.
Satu lokasi di Klinik PMI Desa Tutup Kecamatan Tunjungan.
Ketua PMI Blora Umi Kulsum Djoko Nugroho mengatakan adanya Posko ini merupakan wujud bahwa PMI dimanapun untuk siapapun, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan layanan kesehatan yang ada di posko PMI.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada relawan, PMR dan KSR yang telah bertugas di posko selama sepuluh hari. “Keterlibatan PMI pada pos pengamanan Lebaran sebagai salah satu kegiatan kemanusiaan dan sosial yang diperuntukkan bagi semua pihak yang membutuhkan,” ungkapnya. (humas)