Program Wash PMI Blora Mulai Bangun Jaringan Pipanisasi

 

Masyarakat Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen bersama relawan program Wash PMI Blora sedang memasang pipa jaringan air bersih,  (PMI Humas/Dok)
Masyarakat Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen bersama relawan program Wash PMI Blora sedang memasang pipa jaringan air bersih, (PMI Humas/Dok)

NGAWEN – Relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Blora dan masyarakat Dusun Seren Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen, mulai melakukan pemasangan pipa paralon untuk mengalirkan sumber air bersih. Pesangan pipanisasi itu merupakan salah satu rangkaian dari Program Water sanitation and hygine (WASH) dari PMI Pusat yang didukung dari Korean Red Cross (Palang Merah Korea). Koordinator Lapangan Program Wash PMI Blora Wahid Jauharudin mengatakan bahwa tahapan program sekarang sudah masuk dalam program fisik. Dimana yang dilakukan adalah membangun tower yang akan menampung air. “Sekarang sudah dilakukan pemasangan jaringan pipa paralon dari sumber air menuju bak penampungan,” ujar Wahid disela-sela pemasangan pipa di Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen Blora, Selasa (6/9).
Menurutnya sumber air diambilkan dari embung besar yang ada di bawah dusun. Air itulah yang lalu diambil dengan melalui pipa paralon yang dipasang menuju tower yang lokasi lebih tinggi dari waduk. Di dalam bak penampung itu sudah dipasang alat penjernih air. “Dengan demikian nanti air sudah menjadi air bersih dan layak,” jelasnya.
Jika nanti program fisik sudah selasai dan bisa dimanfaatkan. Diharapkan akan bisa membantu warga desa setempat khususnya dalam hal pemenuhan dan tersedianya air bersih. Terlebih lagi saat musim kemarau seperti saat ini.

 

6ipmiwash1-bla-gie

Sementara itu Ketua PMI Blora Umi Kulsum melalui Wakil Ketua I Jarot Sugiharta mengaku kalau program Wash telah dilakukan sejak tahun 2015. Program akan dilaksankana selama tiga tahun. Pada 2016 ini memasuki tahun kedua. Selain program fisik dalam pemenuhan air bersih, sebelumnya juga dilakukan pendampingan dan pemberdayaan agar masyarakat berprilaku hidup sehat.
“Program saat ini masih berlangsung dalam bentuk edukasi untuk merubah prilaku masyarakat agar hidup sehat,” terangnya.
Tidak hanya menyasar masyarakat, para relawan juga telah dibekali dengan sejumlah pelatihan khususnya dalam kemampuan dalam hal sanitasi dan air bersih. Salah satunya kemampuan dalam membuat air yang kotor menjadi air yang layak. “Kalau program ini nantinya dinyatakan berhasil maka akan berlanjut terus dan bisa menyasar di lokasi lainnya yang membutuhkan,” jelas Jarot yang joga Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang Kampus IV Blora ini. (Humas)