PMI Blora Bentuk Tim Rescue 20 Untuk Tanggap Cepat Bencana

Ketua PMI Blora Umi Kulsum saat melantik Tim Rescue 20
Ketua PMI Blora Umi Kulsum saat melantik Tim Rescue 20.

BLORA – Sebanyak 20 orang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Blora dipersiapkan menjadi Tim Rescue (TR 20) PMI Blora untuk memberikan pertolongan pertama bagi masyarakat yang tertimpa bencana yang terjadi di Kabupaten Blora.

Mereka merupakan para relawan dari tiap 16 Kecamatan yang ada di Blora.Dengan demikian setiap ada bencana maka tim tersebut yang akan terjun pertama kali di lokasi bencana.

Tim Rescue tersebut bersama dengan tim dari Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Blora, melaksanakan Pelatihan Water Resque di area Waduk Greneng, Desa Greneng, Kecamatan Tunjungan , Blora. “Beberapa materi disampaikan agar tim rescue benar-benar memiliki pengetahuan yang bagus dalam hal pertolongan terhadap korban bencana,” ujar Ketua Bidang Diklat Catur.

Menurutnya Fasilitator dari Basarda Jateng akan memberikan pengetahuan seperti manajemen penanggulan bencana alam , pengenalan dan pemahaman teknik hidup di alam bebas.

Sementara itu Ketua PMI Blora Umi Kulsum mengatakan PMI Blora sebenarnya sudah memiliki relawan satuan tanggap bencana (Satgana) yang sudah ada di enam kecamatan.

Keberadaan Satgana selama ini sudah cukup bagus dalam melakukan penanganan setiap kali ada bencana. Bahkan setiap kali ada bencana Satgana selalu hadir untuk membantu dan memberikan pertolongan.

“Adanya Tim Rescue 20 ini akan mampu lebih memperkuat PMI dalam upaya penanggulanan bencana yang ada di Blora, karena bencana bisa datang secara tiba-tiba tanpa kita duga,” ujar Umi Kulsum.

tim_rescue_blora_02

Sebagai TR 20 maka harus siap siaga 24 jam dan harus cepat tiba di lokasi bencana maksimal 5 jam setelah terjadi bencana di suatu tempat. Dia menambahkan kalau di Blora selama ini memang rawan akan bencana alam, khususnya banjir dan angin puting beliung. Banjir terjadi karena adanya luapan sungai Bengawan Solo dan juga luapan sungai-sungai besar yang ada di sejumlah desa. Bahkan banjir juga bisa melanda di lingkungan perkotaan. Hal itulah yang perlu menjadi perhatian serius dan harus diperhatikan oleh relawan. (Humas/Sugie)