Relawan PMI Dilatih Mengolah Air Layak Konsumsi

Relawan peserta Pelatihan WASH mempersiapkan alat penjernih yang lebih besar. (foto/Humas)
Relawan peserta Pelatihan WASH mempersiapkan alat penjernih yang lebih besar. (foto/Humas)

BLORA – Sekitar 20 relawan PMI Blora tampak sibuk membuat alat pengolahan air bersih.  Kegiatan itu merupakan salah satu bagian dari pelatihan relawan program Water Sanitation And Hygine (WASH).
Relawan dituntut untuk bisa membuat dan mengolah air kotor menjadi air bersih dan layak minum sehingga warga yang terkena dampak bencana tidak kesulitan akan akses air dan sanitasi. “Saat bencana kebanyakan yang dilakukan adalah bantuan makanan atau yang lain, jarang akses air dan sanitasi yang diperhatikan,” ujar salah seorang Fasilitator Program WASH Eko Angung Purnama
Dengan menguasai teknik dan merakit sendiri alat itu maka, relawan PMI akan selalu siap saat turun di lokasi bencana dan memberikan bantuan akses air bersih yang layak bagi warga. Alat tersebut menurutnya sangat sederhana dan mudah dibuat bahkan bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan berapa besar kebutuhan air. Seperti biosen yang dibuat dari dua buah ember ukuran besar dan kecil yang didalamnya sudah diisi pasir dan beberapa penyaring maka bisa menjadi alat pemroses air saat banjir yang airnya tidak layak konsumsi. “Khusus biosen ini bisa untuk satu atau dua keluarga dan akan sangat membantu,” terangnya.

Relawan sedang membuat alat penjernih air biosen dari ember. (foto: Humas)
Relawan sedang membuat alat penjernih air biosen dari ember. (foto: Humas)

Sedangkan untuk peralatan lainya yang mirip dengan filter di air isi ulang juga dibuat oleh para relawan. Alat itu digunakan untuk menyaring air dalam jumlah yang besar dan untuk kebutuhan warga yang cukup banyak di daerah yang terkena bencana.

Purnama menambahkan relawan juga di bekali dengan bagaimana membuat sanitasi yang baik, berupa menentukan lokasi akses sanitasi yang tepat agar tidak menganggu camp pengungsi. Dia ingin agar relawan PMI di Blora nantinya bisa menjadi pelopor dalam hal air dan sanitasi. “Hal-hal seperti itu saat bencana harus dikuasi dengan baik, jadi tidak hanya sekedar membantu, relawan PMI harus benar-benar cakap dalam hal ini,” harapnya.
Ulil Alab salah satu peserta mengakui menerima pengetahuan baru karena mampu merakit sendiri alat penjernih air. “Kelihatannya memang susah namun karena dirakit bersama maka menjadi lebih mudah,” ujarnya.
Hal baru tersebut nantinya jelas akan di terapkan bukan hanya di lokasi bencana tetapi juga saat masa normal seperti saat ini. Sebab di Blora akses air bersih disejumlah tempat masih sulit sehingga alat yang ada bisa di coba kepada masyarakat. Khusunya penerima program dari WASH yang ada di Blora. (Humas)